Persiapan yang tepat adalah kunci setiap perjalanan, terlebih ketika tujuannya adalah meraih ridha Allah ﷻ. Ada beberapa amalan yang dianjurkan syariat dan terkait erat dengan Umrah. InsyaAllah, berikut panduannya langkah demi langkah.
Ilmu harus mendahului amal, terutama dalam ibadah seperti Haji dan Umrah. Luangkan waktu untuk mempelajari rukun, wajib, dan larangannya.
Disunnahkan mandi besar (ghusl) sebelum memakai pakaian ihram. Laki-laki dianjurkan memakai wewangian pada tubuh (bukan di kain ihram) pada hari keberangkatan ke Saudi.
Dua kain putih polos: rida’ (menutup tubuh bagian atas) dan izar (bagian bawah). Alas kaki sebaiknya tidak menutup seluruh kaki (sandal/slip-on). Aksesori seperti arloji, kacamata, sabuk, dompet kecil, tas kecil, dan payung boleh digunakan saat ihram.
Kepala tidak boleh ditutup (topi, kufi, syal, dsb.). Pakaian berjahit yang membentuk tubuh seperti kemeja, celana, kaus kaki, dan pakaian dalam dilarang saat ihram.
Berpakaian longgar, menutup aurat secara sempurna. Kepala ditutup. Niqab (cadar) dan sarung tangan tidak diperkenankan saat ihram.
Laki-laki boleh mengenakan kain ihram sejak dari rumah, sesuai praktik Nabi ﷺ dan para sahabat, atau saat tiba di miqat. Niat (tahallul niyyah) baru dilakukan ketika sampai di miqat.
Laki-laki dianjurkan memakai wewangian pada tubuh dan rambut sebelum memasuki ihram. Perempuan boleh memakai deodoran tanpa parfum/produk bebas pewangi sebelum berangkat menuju miqat.
Setibanya di miqat, pastikan sudah berpakaian ihram lalu ucapkan niat Umrah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ عُمْرَةً
Labbaika Allahumma ‘Umrah
“Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk berumrah.”
Ini berdasar hadis Anas bin Malik r.a. bahwa Nabi ﷺ bersabda:
“Labbaika ‘Umratan wa Hajjan.” [Muslim]
Biasanya kapten akan mengumumkan ketika pesawat mendekati garis miqat. Pada saat itu, ucapkan niat Umrah secara lisan.
Rukun-rukun Umrah adalah tindakan dasar yang harus dilakukan agar umrah sah dan diterima. Jika satu atau lebih rukun tidak dilakukan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka umrah menjadi tidak sah.
Kewajiban (wajib) umrah adalah tindakan-tindakan yang harus dilakukan selama umrah, seperti berniat untuk masuk ke dalam keadaan ihram di miqat dan meninggalkan 13 larangan selama berada dalam keadaan ihram. Lima rukun tersebut adalah:
Masuk ke keadaan ihram dimulai dengan niat Umrah/Haji di salah satu dari lima miqat yang ditetapkan Nabi ﷺ. Setelah ihram, ada aturan khusus yang wajib ditaati.
Lima miqat tersebut:
Dalil: Hadis Ibn ‘Abbas r.a. tentang penetapan miqat oleh Rasulullah ﷺ. [Bukhari]
Catatan:
Setelah berada dalam keadaan ihram, para jamaah harus menghindari 13 larangan berikut:
Umum (laki-laki & perempuan):
Khusus laki-laki:
Pelanggaran dapat mewajibkan dam (denda).
Bila khawatir terhalang menyelesaikan Umrah (sakit/dll), boleh menambahkan syarat ketika niat:
اللهم محلي حيث حبستني
Allahumma mahilli haithu habastani
“Ya Allah, tempat tahallulku adalah di mana pun Engkau menghalangiku.”
Dalil: Nabi ﷺ membimbing Duba’ah binti Az-Zubair r.a. untuk bersyarat karena sakit. [Bukhari & Muslim]
Jika benar terhalang, ia boleh tahallul tanpa dam.
Setelah ihram, sangat dianjurkan sering membaca Talbiyah hingga tiba di Masjidil Haram (sebelum memulai tawaf):
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْك، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْك، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa sharika lak labbaik. Innal hamda, wannikmata, laka walmulk, la sharika lak.
Talbiyah harus dibaca secara terus-menerus sepanjang perjalanan hingga tiba di Masjidil Haram, sebelum memulai tawaf.
Doa masuk masjid:
اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ
Allahummaf-tah li abwaba rahmatika
Meaning: “Ya Allah, bukakan untukku pintu-pintu rahmat-Mu.”
Dalil: Hadis Abu Usaid r.a. [Muslim]
Disunnahkan membuka pundak kanan (rida’ disampirkan di bawah ketiak kanan dan di atas bahu kiri) selama tawaf. Bila lupa, tawaf tetap sah.
Dalil: riwayat Ibn ‘Abbas r.a. [Abu Dawud]
Disunnahkan mencium/menyentuh Hajar Aswad. Jika tidak memungkinkan, cukup mengisyaratkan ke arahnya sambil membaca:
“Bismillahi Allahu Akbar”
Ulangi di awal setiap putaran (total 7 putaran)
Pada 3 putaran pertama disunnahkan berjalan cepat dengan langkah pendek (ramal). 4 putaran terakhir berjalan normal.
Tidak ada doa baku per putaran. Silakan membaca ayat Al-Qur’an, zikir, dan doa apa pun.
Disunnahkan menyentuhnya jika memungkinkan (tanpa isyarat jika tidak tersentuh). Setelah melewati Rukun Yamani hingga kembali ke Hajar Aswad, dianjurkan membaca:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbana atina fid-dunya hasanah, wa fil-akhirati hasanah, wa qina ‘adhab an-naar
[Al-Baqarah: 201]
Perempuan yang haid menunda tawaf hingga suci. Nabi ﷺ bersabda kepada ‘Aisyah r.a.:
“Lakukan semua manasik haji, kecuali tawaf di Ka’bah.” [Bukhari]
Jika haid setelah menyelesaikan tawaf, ia boleh lanjut sa’i dan tahallul (sa’i tidak mensyaratkan wudu).
Sambil membaca ayat:
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Wattakhidhu min maqami Ibrahima musalla
“Dan jadikanlah Maqam Ibrahim sebagai tempat salat” [Al-Baqarah: 125]
Rakaat pertama setelah Al-Fatihah dianjurkan membaca Al-Kafirun, rakaat kedua Al-Ikhlas.
Setelah menyelesaikan dua rakaat, para jamaah dianjurkan untuk minum air Zamzam dari stasiun yang telah disediakan di sekitarnya. Nabi ﷺ bersabda:
“Air Zamzam sesuai niat orang yang meminumnya.” [Sunan Ibn Majah]
Laki-laki boleh menyiramkan ke kepala untuk menyegarkan diri.
Setelah itu menuju area sa’i (antara Shafa–Marwah).
Sa’i tidak mensyaratkan wudu.
Di kaki Bukit Shafa, baca ayat:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ ۖ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلَا جُنَاحَ عَلَيْهِ أَنْ يَطَّوَّفَ بِهِمَا ۚ وَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَإِنَّ اللَّهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
Innas-Safa wal-Marwata min sha’a’irillah. Faman hajj al-baita awi’tamara falaa junaaha ‘alaihi an yattawwafa bihima. Wa man tatawwa’a khairan fa-innAllaha shaakirun ‘aliim. [Al-Baqarah: 158]
Dibaca sekali di awal sa’i.
Lalu ucapkan:
نبدأ بما بدأ الله به
Nabda’u bima bada’Allahu bih
“Kita mulai dengan apa yang Allah dahulukan.”
Naik ke Bukit Safa (jika memungkinkan)
Menghadap Ka’bah (jika terlihat), angkat tangan, lalu baca takbir & doa berikut:
اللّه أكبر، اللّه أكبر، اللّه أكبر، لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد، يحيي ويميت، وهو على كل شيء قدير. لا إله إلا الله وحده لا شريك له، أنجز وعده، ونصر عبده، وهزم الأحزاب وحده.
Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illAllah wahdahu laa sharika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, yuhyi wa yumiit, wa huwa ‘ala kulli shay’in qadiir. Laa ilaaha illAllah wahdahu laa sharika lah, anjaza wa’dah, wa nasara ‘abdah, wa hazamal ahzaaba wahdah.
[Muslim]
Setelah menyelesaikan doa-doa di Shafa, jamaah turun dari bukit dan mulai berjalan menuju Bukit Marwah, sehingga memulai Sa’i.
Ketika mencapai lampu hijau yang menandai suatu bagian antara Safa dan Marwah:
Setibanya di Bukit Marwah, jamaah mengulangi proses yang sama:
Ini menandai selesainya satu putaran.
Kemudian jamaah kembali dari Marwah ke Safa, sambil mengulangi tindakan yang sama:
Lanjutkan bolak-balik hingga 7 putaran, berakhir di Marwah (mulai di Safa → selesai di Marwah).
Titik awal adalah Safa dan titik akhir adalah Marwah.
Setelah putaran ke-7 selesai di Marwah, lakukan tahallul (keluar dari ihram):
Sangat dianjurkan mencukur gundul (halq). Jika tidak, memendekkan rambut dari beberapa sisi kepala. (Menurut Syafi’i, minimal memotong 3 helai.)
Memotong sedikit ujung rambut (sekitar seukuran ujung jari). Idealnya dilakukan di tempat privat (misal: kamar hotel).
Dengan dipotongnya rambut, resmi keluar dari ihram dan Umrah telah selesai.
Kini kamu bisa menjalani Umrah secara lebih personal tanpa khawatir sendirian. Dengan Mutawwif dari Siiru, setiap langkahmu akan dibimbing, mulai dari manasik, ziarah, hingga kebutuhan-kebutuhan lainnya yang perlu kamu diskusikan dengan Mutawwif professional.
Temukan mutawwif pilihanmu langsung di SiiruApp, dan rasakan bagaimana perjalanan Umrah bisa jadi lebih tenang, mudah, dan penuh makna. Karena kami percaya, Umrahmu – Caramu.